TEMU kunci atau fingerroot, dengan bahasa latin Boesenbergia rotunda, ternyata mempunyai khasiat untuk mengencangkan kulit dan menjadi cantik. Tak perlu heran kalau gadis Sunda dulu memiliki kulit yang bagus dan cantik karena mereka kerap mengonsumsi temu kunci.

Tanaman temu kunci ini banyak ditemukan secara liar dan sampai saat ini belum dibudidayakan. "Di Korea Selatan, temu kunci ini menjadi bahan baku kosmetik. Setiap tahun Korea membutuhkan 200 ton temu kunci kering," kata Prof Dr Yaya Rukayadi, peneliti asal Situraja, Sumedang, yang kini bekerja di Department of Biotechnology Yonsei University Korea.

Ditemui seusai diskusi budaya di aula Bappeda Kabupaten Sumedang, Senin (29/11/2010), Yaya mengatakan, menurut hasil peneletiaannya, temu kunci dari Sumedang merupakan tanaman berkualitas terbaik. Saat pulang ke Sumedang, Yaya kerap mencari tanaman khas untuk diteliti. Ia pun mencari temu kunci ke pedagang tanaman obat-batan di Buahdua. Saat ditanyakan tentang temu kunci, pedagang itu menyebutkan ada tapi ketika diminta pasokan rutin tidak bisa memenuhinya.

"Saya meminta seminggu sekali disiapkan pasokan dua ton dan ternyata tidak sanggup," katanya.

Penelitian terhadap temu kunci bermula dari cerita Sangkuriang atau legenda Tangkubanparahu. "Saya menemukan cerita bahwa kecantikan dan awet mudanya Dayang Sumbi sehingga Sangkuriang, anaknya, jatuh cinta karena Dayang Sumbi kerap mengonsumsi pupucukan dan bongborosan," ujar Yaya.

Disebutkannya, bongborosan yang dikonsumsi Dayang Sumbi itu adalah temu kunci. "Temu kunci itu mengandung senyawa bioaktif yang bagus untuk kulit dan kecantikan. Di dalam temu kunci ada essential oil, pinostrobin, cardamonin, boesenbergin; 5,7-dimethoxyflavone; 1,8-cineole, panduratin A, dan lain-lain," kata Yaya.

Biasanya di pedesaan, banyak yang mengonsumsi temu kunci ini. Tanaman ini bisa dibuat sayur. "Dimakan bersama lotek atau dimakan setelah dikukus. Setelah makan temu kunci, badan menjadi hangat dan segar," ujarnya.

Yaya menyebutkan, di daerahnya, Situraja, masih banyak yang makan temu kunci dan di pasar tradisional pun dijual tanaman ini. "Makanya orang Situraja itu cantik-cantik dan kulitnya bagus. Di sana banyak ditemukan temu kunci dan warga mengonsumsinya," kata Yaya.

Bahkan, kata Yaya, di Kampung Pamulihan, Desa Wanakerta, Situraja, yang merupakan daerah asal ibu Bupati Don Murdono itu, gadis desanya cantik-cantik.

"Di Pamulihan itu wanitanya gareulis. Saya melakukan penelitian ke sana, ternyata di sana banyak ditemukan temu kunci dan warga setempat mengonsumsinya," kata Yaya.

Tak hanya bagus untuk kecantikan dan kulit, temu kunci pun bagus pula untuk kesehatan. Tak heran, setiap pulang ke Situraja, orang tua Yaya selalu menyediakan temu kunci untuknya. "Bagi wanita yang merasa tua, tak cukup cantik atau merasa suami mencari pasangan lain, makanlah temu kunci," kata Yaya sambil tersenyum. (*)
PENDAHULUAN
Antioksidan didefinisikan sebagai
senyawa yang mampu menunda, memperlambat,
atau menghambat reaksi oksidasi (Pokorny  dkk.,
2001). Senyawa antioksidan memegang peranan
penting dalam pertahanan tubuh terhadap pengaruh
buruk yang disebabkan radikal bebas. Radikal
bebas diketahui dapat menginduksi penyakit
kanker, arteriosklerosis dan penuaan, disebabkan
oleh kerusakan jaringan karena oksidasi (Kikuzaki
dan Nakatani, 1993). 
Antioksidan sintetis memiliki efektifitas
yang tinggi namun kurang aman bagi kesehatan
sehingga pengunaannya diawasi secara ketat di
berbagai negara (Pujimulyani, 2003). Studi
epidemiologi menunjukkan bahwa konsumsi buah
dan sayuran yang cukup, berhubungan dengan
tingkat kejadian yang lebih rendah terhadap jenis
penyakit seperti kanker dan kardiovaskuler. Efek
tersebut antara lain disebabkan adanya aktivitas
antioksidan alami seperti vitamin C, E, betakaroten
dan beberapa senyawa polifenol (Cos dkk., 2001).


  Rimpang temu kunci merupakan salah
satu rimpang yang banyak digunakan sebagai obat
tradisional oleh masyarakat sebagai peluruh dahak
atau untuk menanggulangi batuk, penambah nafsu
makan, menyembuhkan sariawan dan sebagai
pemacu keluarnya ASI  (Syamsuhidayat dan
Hutapea, 1991). Rimpang ini mudah didapatkan
dengan harga yang murah. Ekstrak etanol rimpang
temu kunci diketahui memiliki kandungan utama
senyawa golongan flavonoid dan minyak atsiri.
Telah banyak senyawa-senyawa dari golongan
tersebut yang dilaporkan sebagai antioksidan alami
yang potensial (Buhler dan Miranda, 2000;
Cuvelier  dkk., 1996). Berdasarkan kenyataan
tersebut, diduga bahwa ekstrak etanol rimpang
temu kunci berpotensi sebagai sumber alternatif
antioksidan dari alam. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengungkap daya
antioksidan ekstrak tersebut sekaligus mengetahui
senyawa-senyawa yang bertanggung jawab atas
aktivitasnya.  
METODOLOGI PENELITIAN
Alat 
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah: almari pengering, mesin pembuat serbuk,
corong  Buchner,  vacuum rotary evaporator
(Heidolph WB 2000), neraca elektrik (Mettler
toledo) kapasitas 0,01-210 g,  chamber, destilasi
Stahl,  GC-MS QP-2010S Shimadzu (kolom: Rtx-5MS, 30 m, ID 0,25 mm), lampu ultraviolet 254
dan 366, spektrofotometer UV-VIS (Spectronic®
20 GenesysTM
),  delivery pipet  (Gilson  pipetmen)
20-100µL, 100-1000µL,   yellow tip, blue tip, dan
alat-alat gelas yang lazim digunakan di
laboratorium analisis.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah: temu kunci (Boesenbergia pandurata
(Roxb.) Schlecht) yang diperoleh dari desa
Samigaluh, Kulonprogo, Yogyakarta pada Juli
2007; pinostrobin, pinocembrin; DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil), etanol, petroleum eter, etil
asetat, HCl (kualitas p.a. E. Merck ); etanol teknis,
eter teknis, aquades, rutin (Bagian Biologi Farmasi
Fakultas Farmasi UGM), silika gel 60 F254 (E.
Merck); anisaldehid, H2SO4 pekat, FeCl3, NH4OH
dan AlCl3 (E. Merck ).

Jalannya Penelitian
Identifikasi tanaman
Identifikasi rimpang temu kunci dilakukan
di Laboratorium Farmakognosi bagian Biologi
Farmasi, Fakultas Farmasi UGM.
Pembuatan ekstrak etanol 96% 
Rimpang temu kunci yang telah dicuci
bersih, ditiriskan dan diiris tipis dikeringkan dalam
oven pada suhu 50-55º C selama 24 jam. Simplisia
kering kemudian diserbuk kasar dengan
menggunakan mesin penyerbuk. Serbuk sebanyak
296,5 g dimasukkan dalam maserator, kemudian
ditambah etanol 96% sebanyak 1000 mL dan
dibiarkan selama 24 jam dengan sesekali dilakukan
pengadukan. Setelah itu dilanjutkan penyaringan
untuk memisahkan maserat dari ampas. Proses ini
dilakukan sebanyak 3 kali. Maserat yang dihasilkan
kemudian diuapkan pelarutnya dengan
menggunakan  vacuum rotary evaporator  sehingga
diperoleh ekstrak kental etanol.
Destilasi minyak atsiri
Sebanyak 25 g ekstrak etanol kental
dimasukkan dalam labu bulat, kemudian
ditambahkan akuades hingga sepertiga bagian dari
labu, dan didestilasi dengan alat destiasi Stahl
selama 4 jam. Setelah penyulingan selesai, destilat
didiamkan beberapa saat, kemudian minyak yang
CARA PEMAKAIAN DI MASYARAKAT
Sebagai peluruh kentut:
dibuat sediaan “juice” yang terdiri dari 3 jari rimpang; diminum untuk dosis tunggal
dibuat “tapal” dari sejumlah rimpang dan ditempelkan pada perut
dibuat infusa / diminum yang terdiri dari 25 gram serbuk rimpang kering dengan 100 ml air mendidih, didiamkan sampai keadaan hangat; setelah disaring, diminum sebagai dosis tunggal.
Sebagai penambah nafsu makan:
Dibuat diminum (infusa) yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110 ml air; atau diseduh, diminum 1 kali sehari 100 ml, Lakukan selama 14 hari.
Sebagai pemacu keluarnya air susu ibu (ASI):
20 gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit; kemudian ditambah 1/4 sendok teh garam dapur, setelah dingin disaring dan diminum sekaligus.

Penelitian Temukunci

SIMPULAN DAN SARAN
Pemberian   ekstrak   rimpang   temu   kunci   (Kaempferia pandurata  Roxb.)
dosis 0,7; 1,4; dan 2,8 mg/gr BB secara per oral memiliki efek analgetik, sebab
dapat mengurangi jumlah geliat mencit  Balb/c  yang diinduksi asam asetat, pada dosis 2,8 mg/gr BB memiliki efek paling besar dibandingkan dengan dosis 1,4 dan
2,8   mg/gr   BB.   Pemberian   ekstrak   rimpang   temu   kunci   (Kaempferia pandurata
Roxb.) dosis 2,8 mg/gr BB memiliki efek yang hampir sama dengan aspirin dosis
1,3mg/20 gr BB.
Peneliti   menyarankan   perlunya  dilakukan   pemisahan   dan   identifikasi
kandungan   ekstrak   rimpang   temu   kunci   (Kaempferia pandurata  Roxb.)   untuk
mengetahui   senyawa   yang   bertanggung   jawab   terhadap   efek   analgetik   serta
penelitian   lebih   lanjut   yang   bersifat   obyektif   dengan   kisaran   dosis   yang   lebih
bervariasi untuk mendapatkan efektivitas dosis yang lebih ba

Resep Herbal Temu Kunci,

Obat masuk angin,
15 gram temu kunci, 1 sendok teh adas, dan 2 jari pulasari, dihaluskan lalu digosokkan pada bagian perut, lakukan 1 sampai 2 kali sehari. Mengatasi perut kembung, 5 gram temu kunci, daun temu kunci secukupnya, ditumbuk hingga halus lalu ditempelkan pada perut sebagai tapal.

Sukar buang air kecil,
temu kunci, adas, dan pulasari dihaluskan lalu dijadikan tapal atau bedak tebal yang ditempelkan pada perut. Mengatasi gatal-gatl, 10 gram temu kunci, 5 gram temu lawak, 15 gram kunyit, dan 15 gram daun ketepeng cina kering dihaluskan lalu dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.

Sebagai obat keputihan,
10 gram temu kunci, 5 gram kunyit, 5 gram temulawak, dan 15 gram sambiloto kering, direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc, lakukan dua kali sehari.

Obat panas dalam,

10 gram temu kunci yang dipotong-potong, 25 gram daun kumis kucing segar, dan 20 gram daun sosor bebek segar, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc, lakukan dua kali sehari. Mengatasi tuberkulosis, 15 gram temu kunci dan 4 gram biji pinang dihaluskan lalu ditambahkan 200 cc air masak, kemudian disaring dan diminum airnya

Temukunci lawan hepatitis

EPATITIS merupakan penyakit yang mengakibatkan peradangan pada hati atau liver. Penyebabnya bermacam-macam mulai dari virus, alkohol, dan obat-obatan.

Virus hepatitis itu ada beberapa jenis yaitu A, B, C, D, E, F, dan G. Tahapan paling parah yakni jenis B dan C dan mengakibatkan kanker hati.

Itu pulalah yang membuat Wiwid Salman khawatir setelah mengetahui seorang anggota keluarganya menderita hepatitis. Wiwid tak pantang menyerah. Akhirnya ia menemukan resep herbal untuk penyakit tersebut.

Bahan:
- 1 ons temu kunci
- 3 tangkai daun pepaya jantan
- 1 ons daun meniran
- 1 ons daun duku
- 1 ons kunyit dikeprek
- i ons daun jeruk


Cara membuatnya:
- Didihkan dua liter air
- Masukkan daun meniran, pepaya, temu kunci, daun duku, kunyit, dan daun jeruk nipis.
- Masak selama lebih dari 15 menit hingga warna air rebusan berubah.
- Sebelum diminum, saring ramuan ke dalam gelas
- Minum ramuan itu tiga kali sehari dan panaskan setiap mau diminum.(RRN)
   

Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb. S.)


Tanaman ini termasuk familia Poaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh terutama di tanah liat.

Tumbuhan ini dapat dikembangbiakkan melalui mata tunas yang dapat disemai, atau dengan memindahkan anak.

Mengandung minyak asiri (sineol, kamfer, d-borneol, d-pinen seskuiterpene, zingiberen, kurkumin, zedoarin), pati.
Nama lainnya : tamu kunci (Minangkabau); kunci (Jawa); temo kunce (Madura); koncih (Kangean); tamu konci (Makassar); dumu kunci (Bima); tumbu konci (Ambon); tamputi (Ternate).

Kegunaan :

   

Sariawan. Kunyah-kunyah rimpang temu kunci, telan.
     

Sukar kencing atau perut kembung pada anak-anak. Parut rimpang temu kunci, lalu campur dengan adas pulo sari yang sudah dihaluskan, dibentuk seperti bedak tebal, tempelkan ke perut anak.

Kurap. Tumbuk rimpang temu kunci, daun temu kunci, tambahkan air. Buat menjadi bentuk tapal, tempelkan ke kulit yang sakit.

Cacing gelang. Tumbuk rimpang temu kunci, tambahkan santan kelapa, bubuk belerang, minum.
   

SUMBER :

Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999.

Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999.

Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995.

Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.